ketika itu saya sedang menghadiri acara malam tahlilan yang ke lima hari
wafatnya alm H.burhanudin di kediamanya, dan ketika dipanjatkan doa tahlil disebutlah
nama H.abdusalam dan saya pun tambah penasaran. Dan untuk menambahkan keakraban
biar tidak saling membisu antar antar saudara maka saya bertanya kepada salah
satu paman dari bapak saya sebutlah nama beliau H.bahir bin H.abdul hamid.
kemudian saya pun memberanikan diri untuk bertanya “ kang kaji ari hubungane
H.abdusalam karo H.abdulhabid kuh apa hubungane “? Kemudian beliau mnjawab, “ari
abdussalam karo abdulhamid kuh, salah satu tokoh tiga serangkai yang
menyebarkan islam ning juntikebon, salah sijine abdussalam terus abdulhamid
terus sing sijine abdulgani” . ooh begitu, kemudian saya pun mulai berfikir
untuk mulai menyatukan informasi yang sudah saya perolah dari para-para orang
tua terutama dari nenek,kakek dan saudaranya termasuk alm H.burhan sendiri
pernah bercerita, bahwa beliau-beliau itu masih satu saudara sepupu, dan ini
bisa dibuktikan dengan adanya situs berupa langgar musolah ,yaitu diantaranya
Tajug al ghani yang terletak di sebelah selatan PUI Juntikebon yang awal
didirikan oleh keluarga kyai Abdulgani
dan diurus tradisinya sampai sekarang , kemudian adanya Tajug langgar
Al-istikomah yang dulu dikenal sebutan dengan tajug gede, dan tajug wakaji
dulloh suami dari wakaji heriyah semuanya terletak di desa juntikebon yang
dibangun oleh kalangan keluarga dan kerabat Abdul Hamid dan sampai sekarang
diurus oleh para keturunanya.
kemudian adanya Tajug yang dibangun dari
kalangan keluarga Abdussalam yaitu adanya Tajug al-gozali yang dibangun oleh
keluarga Hj.hasannah-H.gozali/H.Tanggal yang terletak di kompleks PUI, dan langgar Tajug
H.Rais (musolah al barokah) yang terletak di desa Juntiweden baru, Dan masih ada musolah-musolah
lain yang baru-baru dibangun daan itu
semua masih dari keturunan dari H.abdusalam dan H.abdul hamid namun saya
sendiri masih belum tau nama musolahya musolah al-ahsan di Gg.Jeruk, musolah Al-ikhsan wakaji umar di Gg.sukun, musolah Hj.Siti di blok famili juntiweden, musolah al ummah H.jen dan musolah Hj khozanah di kali kulon juntiweden baru dan masih ada empat musolah lagi, namun dari
musolah musolah semuanya ada di desa juntikebon yang tertua diantaranya tajug
gede, tajug madrasah PUI yang dulu dikenal tajug wakaji Amin, dan tajug Al-ghani, dan
dari musolah-musolah inilah cikal bakal gagasan awal berdirinya masjid jami Al fallah.
dalam adat tradisi desa juntikebon
istilah musolah dulu masih dinamakan sebagai sebutan Tajug, yang identik dengan
namanya yang mendirikanya atau yang mewakafkanya. Dalam penyebutan istilah Tajug itu lebih tepat
untuk musolah yang tertua baik tahun berdirinya atau segi silsilahnya
keilmuanya, dan sebutan musolah itu lebih tepatnya untuk musolah yang baru
–baru dibangun setelah berdirinya tajug, dari tajug itu sendiri banyak mencetak
para santri sehingga ada yang menjadi penyuluh bahkan pemuka agama,baik ustad
maupun tokoh adat bahkan ada juga yang menjadi imam di musolah yang baru
dibangunya.
Meskipun sebutan tajug ini lebih
dibilang kuno dan sebutan musolah lebih keren ,namun jejak historis tajug ini
lebih banyak berperan dimasyarakat dari pada jejak musolah, dan meskipun sebutan tajug dengan musolah pada
hakikatnya tetap sama tempat ibadah, namun dalam sudut pandang adat sebutan
tajug itu memiliki nilai kesan terhormat dan memiliki marwah yang tinggi
kedudukanya sebagai situs cagar budaya kearifaan lokal dalam sejarah
perkembangan islam di desa juntikebon. Kita sebagai putra asli junti jangan
malu ketika kita mendapat tradisi sebutan yang diakui oleh adat kita sendiri
meskipun dibilang kuno justru dengan adat kita sendiri jati diri kita akan
disegani dan dihargai oleh orang lain.
Semoga kita sebagai anak cucu beliau
senantiasa menjaga marwah menjaga tradisi para orang tua kita menjaga para
keturunanya sehingga tidak akan lupa sejarah akan tradisi yang telah diwariskan
olah para orang tuanya seiring dengan perkembangan zaman dan kondisi terkini
dan tak lupa untuk mengenang jasa beliau kita terutama,
- Kh.Abdussalam, Kh,Abdul Hamid dan
Kyai Abdul Ghani
Wa ahli silsilahihim wal ahidna minhum
syaiulillahi lahum
Al-fatihah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar